“ Tanah surga
Katanya “
- Sutradara
: Herwin Novianto
- Tahun : 2012
- Genre
: Drama
- Durasi : 90 menit
- Pemeran : Aji Santosa sebagai Salman Tissa Biani Azzahra
sebagai Salina
Fuad Idris sebagai Hasyim
Ence Bagus sebagai Haris
Astri Nudrin sebagai Astuti
Ringgo Agus Rahman sebagai dr. Anwar
Norman R. Akyuwen sebagai Pak Gani
- Penulis : Danial Rifki
- Produser : Deddy Mizwar
Gatot Brajamusti
Bustal Nawawi
Sinopsis :
Film ini menceritakan tentang keluarga kecil di dusun dekat kawasan
perbatasan Indonesia-Malaysia. Film Terbaik dalam Festival Film Indonesia 2012
yang disutradarai oleh Gatot Brajamusti , Deddy Mizwar, dan Bustal Nawani, ini
menggambarkan betapa tanah air perlu dicintai.
Cerita berawal dari kepulangan ayah Salman (Osa Aji Santoso) dan Salina (Tissa Biani Azzahra) bernama
Haris (Ence Bagus) dari Serawak, Malaysia. Pria yang merasa dirinya telah sukses
di negeri seberang tersebut . Selama kepergiaan Haris, kedua anaknya diasuh
oleh sang kakek, yakni Hasyim (Fuad Idris) yang telah lama mengidap penyakit
jantung. Sebagai satu dari sejumlah pejuang dwikora, Hasyim kerap menanamkan
nilai-nilai nasionalisme kepada cucunya melalui kisah-kisah perjuangan.
![]() |
Poster Film " Tanah Surga Katanya " |
Konflik mulai muncul saat Haris mengajak Hasyim, Salman dan Salina
pindah ke Malaysia karena disana dia mereka bisa hidup lebih manjur daripada di
perbatasan. Namun, dengan tegas, Hasyim menolak untuk pergi kesana walaupun di
iming-imingi pengobatan yag bisa membuat dia sembuh. Keesokan harinya Slman da
Salina siap untuk pergi, namun hanya Salina saja yang ikut Haris karena Salman
ingin menjaga Hasyim di Indonesia.
Memang miris tinggal di perbatasan tidak ada listrik, jalan bebatuan,
susah mendapatkan barang kebutuhan, dan juga tenaga fasilitas yang kurang
memadai
![]() |
Perbedaan jalan di perbatasan Malaysia (kiri) dengan Indonesia (kanan) |
Astuti (Astri Nurdin), satu-satunya pengajar di satu-satunya sekolah
daerah perbatasan. Sekolah yang sebelumnya vakum selama setahun karena kekosongan
guru. Dia mengajar sekaligus 2 kelas yaitu kelas 3 dan kelas 4, yang hanya
dibatasi oleh sekat dari papan. Dia ditemani oleh dokter baru bernama Anwar
(Ringgo Agus Rahman) atau yang akrab disebut dokter intel. Mereka tampak saling
menyukai satu sama lain, namun mereka tetap fokus menjaga dan melayani penduduk
di dusun tersebut
Seiring berjalannya waktu, penyakit Hasyim semakin parah dan dia harus
segera dibawa ke rumah sakit namun sayang, mereka tidak punya uang dan Salman
memutuskan untuk bekerja demi membawa Hasyim ke rumah sakit. Saat dia sedang
berada di Pasar Serawak, Salman melihat seorang pedagang yang menjadikan bendera
pusaka Indonesia sebagai bungkus dagangan. Karena Salman sudah diajarkan nilai
nasionalisme oleh Hasyim dia tidak rela melihat peristiwa itu. Ia pun melakukan
barter, satu sarung beliannya ditukar gratis dengan bendera tersebut demi
menghargai Indonesia.
Di suatu malam Hasyim sekarat , Salman pun memanggil Dokter Anwar untung
memeriksa Hasyim. Keesokan harinya Dokter Anwar, Astuti, dan Salman membawanya
ke rumah sakit Malaysia melalui sebuah danau dengan perahu. Di waktu yang
bersamaan, Haris sedang mendukung Malaysia dalam pertandingan sepak bola
melawan Indonesia bersama Salina, namun Salina disuruh menunggu sambil
menggambar. Di tengah perjalanan saat di danau, Hasyim melepaskan nafas dan
berkata kepada Salman, “Genggam erat cita-citamu. Katakan kepada dunia dengan
bangga, ‘Kami bangsa Indonesia,” lalu mengucapkan kalimat thayyibah. Dilain
waktu, Haris sedang meneriaki kemenangan Malaysia. Melalui telepon, dengan
gembiranya Haris mengabarkan berita kemenangan Malaysia itu kepada Salman yang
sedang menangis di atas perahu melihat sang kakek telah wafat. Haris yang
mendengar kabar meninggalnya Hasyim langsung terdiam dan berbalik kebelakang
melihat Salina yang sedang mengangkat hasil gambarannya. Dua kali terkejut,
ternyata yang dilukis Salina adalah gambar Haris, Salman, Salina, dan si kakek
yang tengah bersama dan gambar bendera merah putih yang sedamg berkibar.
·
Kelebihan:
1.
Mengajarkan nilai nasionalisme
yang tinggi
2.
Menggambarkan keadaan
perbatasan yang kurang dilirik oleh pemerintah, keadaan yang memprihatinkan
serba kekurangan yang bisa menyadarkan penonton akan gunanya nilai nasionalisme
·
Kekurangan :
1.
Kurang dalam menggambarkan
bagaimana keindahan Indonesia karena hanya ada pemandangan danau yang luas dan
hamparan hutan yang lebat
2.
Nuansa desa yang kurang
maksimal dikarenakan tidak ada yang pergi lalu lalang untuk bekerja dan
berjualan
3. Menampilkan Malaysia
hanya Pasar Serawak tidak sampai kota
Tidak ada komentar:
Posting Komentar